Sabtu, 02 Mei 2015

Seseorang yang Sama

Pagi itu masih cerah.Sebagai anak yang rajin,gue pasti akan kesekolah tepat pada waktunya.Gak pernah telat sedetikpun.Jadi sudah sepantasnya kalau gue mendapat predikat sebagai siswa teladan satu sekolahan.Karena nya gue juga banyak dikenal orang termasuk guru.

Gue duduk dikelas 12 IPA.Tingkatan terakhir gue disekolahan sebelum masuk perguruan tinggi.Masa-masa dikelas 12 adalah masa terindah dari yang pernah ada.Senang karena sudah mau tamat tapi sedih karena mau ninggalin sekolah dan teman-teman.Di SMA,gue punya teman namanya Jenny.Dia adalah sahabat karib gue.Bahkan sudah gue anggap sebagai saudara.Tiap waktu gue hampir selalu bersamanya.Jenny juga sering kerumah gue main dan juga nginap.Dan dikelas,gue sebangku dengannya.Gue merasa terlalu beruntung menjadi sahabatnya.Karena Jenny adalah sahabat yang baik banget

Sebagai sahabat,gue sering curhat ke dia.Apapun itu.Apalagi masalah cowok.Itu adalah hal yang paling konyol untuk dicurhatin.
“Jenny,tau nggak.Kemarin gue berpapasan sama Juno pas ke Kantin.”Kata gue sambil senyum-senyum.
Dengan antusias,Jenny bertanya kegue “Terus lu disapa ?”

Gue kemudian mengubah posisi duduk gue dengan bergeser mendekat ke Jenny,”Enggak sih.Gue Cuma senyum aja ke dia.Dan yang bikin gue senang adalah karena dia balas senyum gue”.

“Serius lu?”,kata dia sambil masang wajah kaget.

Melihat tingkah Jenny yang kelihatannya heran banget.Gue merasa bangga.Akhirnya gue sok bangga didepan dia.

Sambil masang muka songong,”Iya,dong.Masa gue boong!”

Jenny terlihat kesal,”Songong lu.Baru juga senyumnya dibalas.Udah kepedean”
Kemudian kami berdua saling menertawakan satu sama lain.
***
Hari itu hari libur.Rencananya gue dan Jenny akan berjalan-jalan ke toko buku.Gue memang hobby baca termasuk baca buku berat.Karena menurut gue membaca sama dengan mengelilingi dunia tapi gak kemana-mana.Begitu asyiknya membaca.

“Ren,gue kesana dulu ya.Mau cari komik dulu,”kata Jenny kegue.

“Iya,nanti kita ketemunya disini.Jangan lama.Kalau udah nemu,langsung balik.Nanti gue kangen lagi kalau lu kelamaan.”kata gue sambil bercanda.

Akhirnya,gue dan Jenny berpencar untuk mencari buku satu sama lain.Gue menuju ke rak buku filosofi.Sedangkan Jenny menuju ke rak komik.Kita memang beda aliran kalau masalah genre buku.
Sembari bolak-balik kesana-kemari mencari buku yang gue perlukan.Gue melihat kesamping dan ternyata ada Juno.Ya,itu Juno.Cowok yang gue taksir.Cowok yang gue selalu curhatin ke Jenny.

“Wah,ternyata dia juga hobby baca”,bisik gue dalam hati.

Karena terlalu kepo,gue sok kenal menghampiri dia.Gue sih kenal.Cuma segitu doang.kenal-kenal tapi gak deket gitu deh.

“Eh,Juno.Lagi mau beli buku ya?”,tanya gue sebagai basa-basi.

“Iya dong.Kan lagi di Toko buku.Kalau Cuma mau baca buku ya bukan disini tapi di Perpustakaan”,katanya sambil tersenyum manis.

Gue agak malu mendengar pertanyaan gue sendiri.
Gue kembali bertanya,”Lagi cari buku apa,Jun?”
Juno sambil mengotak-atik buku yang ada di rak,”Ini nih gue lagi cari Buku Status Pelajar”.
Gue menganggukan kepala seolah-olah tau tapi sebenarnya nggak.Juno kemudian permisi ke gue karena telah mendapatkan buku yang ia cari.
“Oh,iya  Ega.Gue kekasir dulu ya.Sampai jumpa lagi”,sahut Juno sambil ninggalin gue.
Meskipun gue ngobrol sebentar sama Juno.Tapi,rasanya gue senang banget.Seperti rasanya makan Corneto Black Forest.Sedap!
***
Jam pelajaran pertama selesai.Suasana kelas yang tadinya hening saat jam belajar kemudian berubah menjadi riuh seperti kedatangan JKT 48.Gue kemudian keluar dari kelas untuk membeli cemilan sekalian untuk menghilangkan stress setelah menerima pelajaran tadi.

“Jenn,gue kekantin bentar ya.Mau beli cemilan.Lu mau ikutan?”,ajak gue ke Jenny.
“O,nggak Ega.Gue mau di kelas aja.Lagi betah didalam nih!”,jawab Jenny.
Gue kemudian berjalan dan kembali membalikkan badan.
“Mau gue beliin sesuatu?”,kata gue.
“Oh,boleh.Teh kotak aja”,jawab Jenny dengan singkat.

Gue pun ke Kantin sendiri.Membeli beberapa cemilan dan juga teh kotak untuk Jenny.Setelah itu gue bayar dan kembali ke Kelas.
Dari jauh gue memandang ke Kelas.Ada Juno di depan kelas gue. Kelihatannya dia sedang berbincang dengan seorang perempuan.Tapi siapa perempuan itu? Gue penasaran.Dan mendekat beberapa langkah untuk memperjelas siapa sebenarnya perempuan yang sedang bersama Juno itu.Beberapa saat gue mendekat,Juno mengambil tangan perempuan itu dan dia berlutut.

“Apakah Juno sedang nembak cewek itu? Terus gue gimana dong?”,kata gue dalam hati.

Gue semakin penasaran.Perempuan tadi sangat susah untuk gue kenali dari jarak jauh karena ada beberapa orang yang menghalangi penglihatan gue.Sekali lagi,gue mendekat.Dan ternyata perempuan yang dari tadi gue gak bisa kenali adalah Jenny.Sahabat gue sendiri.Ada hubungan apa dia dengan Juno?

“Gak mungkin.Gak mungkin Juno nembak Jenny”,bisik gue dalam hati.    

Seketika gue mendekat,beberapa orang terlihat mendekat pula.Hingga banyak orang yang berkumpul di depan kelas gue.

“Jenny,lu mau kan jadian sama gue”,kata Juno nembak Jenny.

Anak-anak yang ngumpul rame menjadi semakin riuh dan berteriak,”Mau,mau,mau…..”
Jenny terlihat bingung.

“Juno adalah orang yang ditaksir sama sahabat karib gue.Sahabat sejati gue.Tapi dia nembak gue.Kalau gue terima,gimana dengan perasaan Ega? Dia pasti akan membenci gue.Gue pasti gak akan jadi sahabat dia lagi.Tapi,Juno adalah orang sebenarnya juga gue suka dari dulu.Tapi gak pernah gue curhatin ke Ega.Gue gak ingin dia sakit.Tapi,apakah ini saatnya  gue harus menyakiti sahabat gue sendiri demi perasaan gue? Gue gak boleh juga ngabaikan perasaan gue.Gue gak boleh boongin perasaan gue sendiri”,kata Jenny dalam hati.

Beberapa detik kemudian,Jenny menganggukan kepala sebagai tanda mereka berdua resmi jadian.Gue melihat kejadian itu sangat kecewa.Tidak tau kenapa hati gue sakit dan air mata gue langsung menetes.Gue tidak percaya dengan semua ini.Gue seperti sedang mimpi buruk.Jenny melihat gue yang sedang menyaksikan dia ditembak sama Juno.

Guepun berlari masuk kekelas menerobos semua anak-anak yang lagi ngumpul.Gue ambil tas dan kembali keluar kelas.Sambil menangis.
Melihat hal ini,Jenny kemudian berlari menyusul gue.

“Ega,tunggu.Gue mau bicara.Plis berhenti dulu Ega”,teriak Jenny.Tapi gue seolah-olah mengabaikannya.
“Ega,plis berhenti sebentar.Gue gak bermaksud apa-apa.Tapi jujur Ega,gue memang suka sama Juno”,teriak Jenny.

Kalimat terakhir Jenny,membuat langkah gue terhenti.
“Ega,tolong dengerin gue sebentar.Plis.Ega,gue gak bermaksud menyakit hati lo”,kata Jenny.
Gue kemudian membalikkan badan,”Tapi lu sudah benar-benar nyakitin gue,Jenn”.
Kemudian Jenny melanjutkan,”Jujur gue suka sama Juno,Ega.Tapi gue gak pernah ngomongin ini ke lu.Gue gak mau lu sakit.Tapi,kini gue sadar gue gak bisa terus membohongi perasaan gue.Gue gak bisa terus-terusan menahan rasa gue.Gue tau,lu pasti sakit banget.Dan gue mau minta maaf sama lu.Gue benar-benar…”
Gue memotong penejelasan Jenny,”Stop Jenn.Stop.Gue gak mau dengar lagi penjelasan lu.Gue adalah sahabat lu Jenny.Gue dan lu sudah lama saling kenal bahkan gue sudah anggap lu sebagai saudara gue sendiri.Gue pikir lu gak akan pernah buat gue sakit.Gue pikir lu bakalan dukung gue dekat sama Juno.Tapi apa? Kenapa lu datang tiba-tiba disaat gue sedang suka sama Juno? Kenapa Jenny? Kenapa juga lu gak bilang dari dulu kalau lu itu suka sama Juno.Jadi gue gak akan kenal Juno sampai rasa kenal itu menjadi suka? Gue gak tau kenapa gue dan lu yang bersahabat dari lama harus suka sama seorang yang sama.Gue benar-benar gak tau,Jenn”,jelas gue panjang lebar sambil mengisak tangis.
“Ega,dulu gue mau ngomong ini semua.Tapi,gue gak mau nyakitin lu”,kata Jenny.
“Sudah terlambat Jenn.Gue udah terlanjur sakit hati.Gue pikir lu sahabat gue yang selalu mengerti gue.Gue paham sama perasaan lu ke Juno.Gue tau,Jenn.Tapi apa? Lu gak pernah paham gimana rasanya jadi gue.Gue cuma mau bilang terima kasih Jenn.Lu adalah sahabat yang bisa membuat sahabatnya sendiri sakit hati.Lu adalah sahabat yang bisa membuat sesuatu yang dulunya manis jadi pahit.Terima kasih Jenn”,kata gue sambil ngusap air mata dipipi.
Gue kemudian ninggalin Jenny dan berlari meninggalkan sekolah.

“Sahabat yang selama ini gue anggap sebagai orang yang selalu mengerti gue ternyata harus membuat gue sakit hati karena kami jatuh cinta sama orang yang sama”.


0 komentar:

Posting Komentar